Kamis, 15 Desember 2011

Sebuah Tanya

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui.
Apakah kau berbicara selembut dahulu
Memintaku minum susu da tidur yang lelap?
Sambil membenarkan letak leher kemejaku.

Kabut tipis pun pelan-pelan di lembah kasih, lembah Mandalawangi.
Kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin


Apakah kau masih membelaiku selembut dahulu
Ketika kudekap kau dekaplah lebih mesra.
Lebih dekat.

Lampu-lampu berkedipan di Kebumen yang sepi
Kota kita berdua, yang tau dan terlena dalam mimpinya
Kau dan aku berbicara tanpa kata, tanpa suara
ketika malam yang basah menyelimuti Kebumen kita

 Apakah kita masih akan berkata
Kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta

Haripun menjadi malam 
kulihat semuanya menjadi muram
Wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
Dalam bahasa yang tidak kita mengerti
Seperti kabut pagi itu

Manisku, aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan 
bersama hidup yang begitu biru,,
(Soe Hok Gie, dg beberapa refisi)